Dibeberapa daerah udang windu warga sebut sebagai Udang Pacet, sedang di pasar internasional hewan yang satu ini disebut sebagai Jumbo Tiger Prawn, Black Tigerprawn, atau Black Tiger Shrimp. Dari sisi morfologinya, tubuh udang tersebut sebenarnya terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian kepala hingga dada, serta abdomen yang meliputi bagian perut sampai dengan ekor.
Tahukah Anda mengenai Klasifikasi, Morfologi, dan Harga Udang Windu? Udang windu adalah salah satu komoditas udang asli dari Indonesia yang banyak dipilih untuk dibudidayakan. Klasifikasi, Morfologi, dan Harga Udang Windu Saat ini, produksi udang windu jauh lebih sedikit daripada udang vannamei, namun permintaan pasar tergolong cukup tinggi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan produksi maka diperlukan ketersediaan bibit dan benih yang cukup memadai dan berkelanjutan. Menurut Food and Agriculture Organization FAO โ€“ salah satu organisasi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB โ€“ pada tahun 2008 menyebutkan bahwa udang windu merupakan salah satu komoditas unggul di Asia. Udang windu memiliki nama Latin Penaeus monodon Fabricius, dengan nama Inggrisnya yaitu giant tiger prawn atau tiger prawn. Udang jenis ini termasuk dalam kingdom Animalia, filum Arthropoda, subfilum Crustacea, kelas Malacostraca, ordo Decapoda, famili Penaeidae, genus Penaeus, dan spesies Penaeus monodon. Secara resmi diberikan nama Latin Penaeus monodon Fabricius, kata Fabricius pada kata ketiganya diambil dari Johan Christian Fabricius, orang yang pertama kali menemukan jenis udang ini pada tahun 1798. Morfologi Udang WIndu 1. Dua Bagian Tubuh Udang Udang windu memiliki struktur tubuh yang sama dengan struktur tubuh udang pada umumnya. Tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian cephalotorax atau bagian kepala sampai dada dan bagian abdomen atau bagian perut sampai ekor. Bagian cephalotorax dibungkus oleh sebuah lapisan kitin yang tebal yang disebut dengan carapace. Carapace merupakan tulang eksoskeleton yang strukturnya sangat keras. Bagian kepala ini terdiri dari rostrum yang merupakan perpanjangan carapace di depan mata, dengan matanya berupa mata facet yang bertangkai dan dapat digerakkan. Pada bagian kepala juga terdapat enam sampai delapan gigi belakang, dan dua sampai empat gigi depan yang bengkok seperti sigmoid. 2. Bagian Cephalatorax Bagian cephalotorax ini terdiri dari 13 ruas, yaitu lima ruas kepala dan delapan ruas dada. Selain terdapat carapace, rostrum, dan mata facet, pada bagian cephalatorax ini juga memiliki sungut kecil antennule, sungut besar antenna, sirip kepala scophocerit, rahang mandibula yang kuat, dan alat pembantu/penyangga rahang maxilla. Pada alat bantu penyangga rahang, terdapat bagian yang bernama maxilliped dan kaki jalan periopod. Maxilliped terdiri atas tiga pasang, sementara periopod sebagai kaki pada udang terdiri atas lima pasang, tiga pasang kaki jalan yang pertama memiliki capit yang bernama chela. Pada bagian dalam dari bagian kepala dan dada ini juga terdapat jantung dan pankreas yang bernama hepatopankreas. 3. Bagian Abdomen Bagian abdomen terdiri dari enam ruas yang berbentuk seperti genteng. Pada bagian abdomen terdapat lima pasang kaki renang pleopods dan satu pasang ekor uropods. Uropods bersama dengan telson membentuk sebuah bagian baru yang berbentuk kipas yang berfungsi sebagai alat kemudi udang. Telson yang bergabung dengan uropods ini merupakan telson yang bukan digunakan sebagai pertahanan diri, sehingga telson tersebut tidak berduri. Secara fisik, bagian abdomen memiliki struktur kulit yang keras, tebal, berloreng-loreng, dan berbuku-buku. Warna lorengnya cukup bervariasi, biasanya berwarna hitam dengan garis-garis putih. Pada bagian dalam abdomen, warnanya cukup bervariasi, biasanya warnanya hitam kekuningan atau biru kekuningan. 4. Kulit pada Bagian Abdomen Kulit pada bagian abdomen ini melakukan aktivitas moulting secara berkala, dimana aktivitas tersebut merupakan kegiatan dimana ia secara otomatis berganti kulit luar dalam jangka waktu tertentu. Bagian abdomen ini dibentuk oleh dua cabang tubuh yaitu cabang eksternal exopodite dan cabang internal endopodite. Setiap pleopods dilengkapi dengan cabang eksternal, kecuali pada pleopods pasang terakhir. Udang windu memiliki sifat kanibal, yaitu bisa memakan udang lainnya apabila kurang diberikan pakan. 5. Alat Reproduksi Alat reproduksi terletak pada bagian abdomen, tepatnya pada pleopods. Pada udang windu jantan, alat kelaminnya bernama petasma dan terletak pada pleopods pertama. Sementara pada betina, alat kelaminnya bernama telisium yang berada diantara pleopods keempat dan kelima. Pada betina, selain terdapat telisium juga terdapat lubang saluran kelamin yang berada di pangkal pleopods ketiga. 6. Ukuran Udang windu tergolong berukuran cukup besar jika dibandingkan dengan jenis udang lainnya, dengan panjang bisa mencapai 130 mm. Pada saat udang mencapai kematangan seksual, panjang carapace udang betina berkisar antara 47 โ€“ 164 mm dan panjang carapace udang jantan berkisar antara 37 โ€“ 71 mm. Secara umum, udang betina berukuran lebih besar daripada udang jantan, dengan panjang udang betina berada diantara 164 โ€“ 190 mm bahkan bisa mencapai 330 โ€“ 336 mm dengan beratnya 200 โ€“ 320 gram. Sementara pada udang jantan, panjangnya berada diantara 134 mm โ€“ 140 mm dengan beratnya 100 โ€“ 170 gram. Harga Udang Windu Harga udang windu dapat terbilang cukup mahal jika dibandingkan dengan jenis lainnya, seperti udang vaname dan udang galah. Hal ini disebabkan karena ia memiliki rasa yang lebih enak saat dikonsumsi jika dibandingkan dengan udang lainnya. Biasanya udang windu dijual berdasarkan panjang tubuhnya, namun panjang tubuh tidak selalu berbanding lurus dengan harganya. Rata-rata harga udang windu per kilogramnya dengan yang paling murah yaitu jenis pancet berukuran 300 mm dengan harga Sedangkan yang paling mahal adalah jenis pancet berukuran 250 mm dengan harga Baca Juga Cara Budidaya Udang Windu

Hasil penjualan nya mencapai Rp 23 juta. Selain udang windu, Lakurri juga panen bandeng 300 k g dengan hasil Rp 6.750.000. Sedangkan biaya operasional meliputi persiapan tambak Rp 1, 5 juta, benur Rp 800 ribu dan nener bandeng Rp 200 ribu. Sewa lahan dan tenaga kerja sekitar Rp 8 juta. Selama satu siklus (4 bulan) Lakurri mendapatkan hasil

KATAKUNCI: budidaya, udang windu, penggunaan bakterin, probiotik, dan herbal PENDAHULUAN Bakteri sebagai salah satu penyebab terjadinya penyakit pada budidaya udang windu, di antara beberapa bakteri patogen spesies Vibrio adalah salah satu penyebab penyakit yang cukup banyak menyerang hewan budidaya seperti udang windu (Karunasagar et al ๏ปฟLangkahpertama yang harus dilakukan dalam budidaya udang air tawar adalah dengan melakukan persiapan terlebih dahulu seperti penetuan lokasi, penetuan media budidaya udang, hingga cara pembuatan medianya. Seperti beberapa hal berikut atau persiapan budidaya, ada beberapa hal yang perlu kalian siapkan.
Udangwindu (Penaeus monodon) biasa dikenal dengan nama black tiger shrimp merupakan spesies udang laut yang bisa mencapai hingga ukuran besar, pada alam bebas dapat mencapai hingga 35 cm dan beratnya mencapai 260 gram, sementara yang dipelihara di tambak, ukuran panjang tubuhnya hanya mencapai 20 cm serta berat sekitar 140 gram (Mujiman dan Suyanto,1989).
Udangcokong merupakan salah satu jenis udang yang hidup di perairan tawar atau sungai. Warna kulit udang cokong bermacam-macam, ada yang hijau kecokelatan, hijau kebiruan, atau kuning kecokelatan. Kulitnya juga terdapat bercak seperti udang windu. Nama pasaran udang cokong adalah fresh water shrimp. Umumnya udang cokong sering dijadikan seperti sate dan dibakar. udangadalah dengan melakukan ablasi yaitu proses mempercepat kematangan gonad. Permasalahan yang utama adalah udang windu memiliki kemampuan untuk matang gonad secara alami yang sangat lama (Prasetyo, 2017). Pengetahuan dasar mengenai proses ablasi pada udang windu sangat penting diketahui, karena diperlukan untuk mempercepat proses kematangan Udangwindu adalah udang asli Indonesia yang perlu di budidaya supaya terus ada keberlangsungan dan ketersediaan induk serta benihnya. Pada kurun waktu 2010-2014 produksinya meningkat hingga rata-rata 4,81 persen per tahunnya. Dari 125.519 ton menjadi 131.809 ton. Pada 2015 meningkat mencapai 201.312 ton atau sekitar 20 persen dari total barulahwarna semula kembali, sababnya adalah berubahnya kualitas air ataupun karena makanan serta proses pengeluaran zat tertentu ditubuh udang.Semakin baik pertumbuhanya semakin sering udang berganti cangkang, inilah yang kemudian
Secaramorfologis udang windu bisa dibedakan dari Cucuk kepala (rostrum), rostum udang windu mempunyai rumus 7/3 yang artinya gigi pada bagian atas cucuk kepala ada 7 buah dan dibagian bawah ada 3 buah.Badannya berloreng-loreng besar melintang berwarna hijau kebiru-biruan, jika dialam liar udang windu memiliki warna agak kehitaman dengan kulit relatif keras dan tebal.

Sebelumbanyak terjangkit penyakit bintik putih (white spot), udang windu adalah primadona udang budidaya di Indonesia. Udang windu betina memiliki panjang hingga 33 cm, bobot 200 - 300 gram. Udang windu jantan panjangnya 25 cm dengan bobot 100 - 170 gram. Ukurannya yang besar menjadi favorit konsumen karena memiliki daging yang banyak.

UdangWindu disebut juga dengan nama lain Giant Tiger (udang harimau raksasa, semacam udang harimau hitam, semacam udang pemimpin, sugpo dan semacam udang rumput) adalah suatu binatang laut, binatang berkulit keras yang secara luas dibesarkan untuk makanan. Distribusi yang alami di Pasifik barat Indonesia, berkisar antara pantai Afrika, dari Semenanjung Arab sampai Asia Tenggara, dan Laut Jepang.
2 Warna dan Corak. Hewan laut yang satu ini juga dapat kamu kenali dari coraknya yang mudah untuk diingat. Ciri ciri udang Windu yang sangat mudah kamu pahami adalah corak loreng berukuran besar yang membentang pada bagian punggung sehingga udang ini juga dikenal dengan nama Giant tiger. Warna dasarnya adalah kehitaman yang berpadu dengan
Ciriciri bibit udang windu yang unggul bisa terlihat dari fisiknya terdapat cacat atau tidak, mampu bergerak lincah dan bebas serta dapat berenang melawan arus air. Untuk menghindari stres dan mati, bibit harus beraklimitasi selama 15-20 menit sebelum disebarkan.
AkAfP.